Wednesday 30 January 2013

Inside Him, a story by Petzie

*Copyrighted by Petzie. This is a story originally by me. Please don't copy this anywhere without my permission. I hope you enjoy reading it.

Terperangkap
Sesaat Luv melihat ke dalam keremangan cahaya di kamarnya. “Aku tertidur yah..?”, pikirnya. Merasa merentek-rentek badannya, ia bangun dari tidurnya dan mencoba untuk duduk. Setelah berhasil untuk duduk, Luv melihat ke depannya, ia melihat cewe yang sangat kurus, dengan mata yang sembab dan kehitam-hitaman bagian bawahnya serta baju yang lecek.


“Ya ampunn aku benar-benar berantakan”, bilangnya pada dirinya sendiri. Setelah melihat-lihat dan mengecek badannya sendiri seakan ada yang aneh pada dirinya, ia pun bangkit berdiri.
“Ga seharusnya aku ketiduran begini..”, katanya pada diri sendiri. Mengambil handuk untuk mandi dan kemudian berjalan terseok-seok menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, pikiran Luv seakan melayang sembari ia melihat ke dalam air yang terus mengalir mengisi bak mandinya. 

-flash back- lokasi : di taman saat hujan
“Maaf Luv, aku ga bisa sama kamu lagi....aku sayang sama Reni...”
“Tapi Ron....Reni itu kan....”
“Sahabat kamu...yeah...maaf yah Luv...aku suka sama dia..dan alasan aku jadian sama kamu jg sebenernya supaya bisa deketin dia...maaph...”
“.....”
Ron pun pergi tidak pernah menengok kebelakang lagi.

SRRRRRRRR.....terbangun dari lamunannya kembali ke dunia nyata karena air yang sudah meleber kemana-mana. 
“Uwaaa...kelamaan ngelamun niy hahaha..”, 
Luv tertawa tetapi langsung disadari bahwa air mata menetes dari matanya. Tanpa segan-segan lagi ia langsung mengambil gayung dan menyiram kepalanya. 

Selesai mandi, ia membereskan barang-barang yang ada di kamarnya. Pandangannya terhenti pada satu bingkai foto wajah seorang laki-laki di atas meja belajar. Laki-laki itu tersenyum gembira dengan banyak cream kue berwarna putih yang ada di hampir seluruh mukanya kecuali matanya. Melihat matanya, Luv buru-buru menggebrak foto tersebut sehingga muka pria tersebut menghadap ke meja. 

Luv adalah seorang cewe berukuran sedang dengan badan kurus dan pipi yang bulat. Di matanya terdapat lingkaran hitam akibat dari kurang tidur selama ini. Rambutnya bergelombang diikat setenngah kuncir kuda tinggi untuk menegaskan kesan rapi karena Luv menganggap rambutnya tidak bisa diatur karena bergelombangnya. Luv termasuk perempuan yang stylish, namun pengalaman nya dalam bidang percintaan sedikit demi sedikit membuat ia mau tidak mau berpikir dewasa. Pengalaman cinta Luv sangatlah kurang mengenakkan dari tahun ke tahun. Cinta pertama Luv berakhir dengan tragis disaat ia baru mengetahui menyukai sahabat cowonya dimana pada saat yang sama ia mencomblangi sahabatnya tersebut dengan teman perempuannya Luv. Cinta Luv pun tidak terbalas. 
Sejak saat itu Luv tidak pernah beruntung menghadapi percintaan. Entah dikhianati atau mengkhianati Luv sudah pernah mengalami semuanya. Dan yang terakhir adalah percintaanya dengan Ron.



Terpesona
Luv meyakinkan dirinya untuk tidak jatuh lagi kedalam perangkap cinta yang sama. Setelah puas memaki-maki foto yang sudah tidak terlihat lagi mukanya itu, ia berbalik dan mulai bersiap-siap untuk pergi ke kampus. 

Sesampainya di kampus, Luv tidak langsung masuk ke kelas dimana pada saat itu kelasnya sudah mulai. Luv sedang berjalan tanpa arah di perpustakaan fakultasnya saat itu terjadi. Dari belakang Luv tiba-tiba ada seorang cowo menabraknya sampai jatuh terjerembab. Luv pun berteriak kaget dan memaki-maki cowo tersebut.


Cowo tersebut langsung mengomel juga di saat tubuh cowo tersebut ada diatas Luv. 
“Heh!! Kalo jalan liat-liat dong!!! Jangan ngelamun napa??”, teriak cowo tersebut. 
“Hello?? Yang nabrak sapa???”, teriak Luv juga sambil berusaha melepaskan diri dari badan cowo tersebut. 

Sesaat ia melihat badan cowo tersebut sangatlah berotot. 
“Weitzz...lumayan jg nih cowo,badannya ga nahan euy..”, pikir Luv. 
Begitu Luv bisa berdiri dan melihat muka cowo tersebut face-to face, ia langsung melakukan pengechekan cowo-pantas-untuk-dibilang-keren tekhnik.
Muka cowo tersebut putih dengan beberapa bercak-bercak bekas jerawat di sekeliling dagunya, matanya sipit dan giginya putih rata. Rambutnya jabrik berantakan berwarna coklat memakai gel. Ia memakai baju kantoran kemeja berwarna putih dan celana berwarna hitam. 


Sesaat itu juga Luv langsung menandakan cowo tersebut sebagai cowo-yang-lulus-kriteria nya. Cowo itu merasa Luv melihat ke badannya terus-terusan dan ia langsung berbalik dan bergumam,
”Cewe aneh”. 
Menyadari cowo itu sudah mau pergi, Luv mengambil tangan cowo itu dan berkata,
”Maaf yah...” .

Cowo itu langsung berteriak,
”Hehh!!Jangan pegang-pegang!!!”sambil melepas tangannya dari Luv. 
Begitu terkejutnya Luv langsung mundur namun kemudian cowo tersebut tersenyum dan berkata,
”Ahh..iya gapapah kok..maaf yah, tadi gw kaget..elo gapapa?”
“Ahhh..gw gapapa kok...”, jawab Luv sambil terpaku pada cowo tersebut.

‘100~!!!!Nilai sempurna!!!Uda cakep, baik, sopan pula!!!Lulus kriteria!!!’, pikir Luv sembari mulai maju lagi. “Sudah dulu ya , duluan ya..”,kata cowo tersebut sambil mulai berbalik dan berlari. 

“Iya...dadah~...”, kata Luv. 
Sesaat Luv berpikir, ‘Lohh..bukannya tadi dia ngomong kasar yah ma gw..? kok tau-tau baik gitu? Ahhh bodo amat, yg penting sweet bangett sihh hahhaa...' ia pun langsung berlari menuju kelas. Sampai di depan pintu, Luv mengambil napas panjang guna memulihkan dirinya dari kecapean habis lari. Luv pun memasuki ruang kelasnya.


Terpojok
Memasuki ruangan kelasnya, Luv langsung meminta maaf sama dosennya karena masuk terlambat sambil berjalan pelan-pelan menuju bangku yang kosong. Sewaktu matanya menyusuri bangku-bangku yang ada, Luv menangkap penglihatan yang membuat hatinya berdegup keras, dan seakan darah di kepalanya turun ke kakinya semua membuat ia tidak bisa bernafas. Tidak jauh dari beberapa tempat di belakang, ada seorang cewe dan cowo yang sedang duduk dan keduanya bergandengan tangan. Begitu erat seakan-akan itu mempengaruhi bagaimana eratnya kaki Luv di lantai tidak bisa bergerak. Pasangan itu adalah Ron dan Reni yang dulu menjadi cowo dan sahabatnya. 

Reni langsung membuang muka namun Luv bisa melihat ia mempererat pegangannya pada Ron. Sedangkan Ron berkonsentrasi memegang tangannya yang bertaut pada Reni dengan tangannya yang satunya lagi.
Luv langsung mencoba mencari tempat duduk yang ada di depan biar tidak begitu mencolok bahwa ia melihat mereka berdua. Pelajaran yang diberikan oleh dosen pada saat itu sangatlah tidak masuk di kepala Luv sampai akhir mata kuliah. Pikiran Luv seakan melayang antara ada dan tiada dimana mata Luv seakan ingin mencair saking sedihnya dirinya.

Akhirnya mata kuliah itu selesai juga dan Luv berusaha mempercepat beberes dan cepat-cepat meninggalkan ruangan saat tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang,
”Hai Luv....”, suara yang dikenalnya itu terdengar riang dan Luv pun melihat sumber suara tersebut. 
Ternyata Reni yang menyapa dimana Luv duduk membereskan buku-bukunya dan ia bergandengan tangan dengan Ron. 
“Oh...hai juga...”,gumam Luv. 
“Say, mau ga makan bareng? Kan biasanya kita makan siang bareng bertiga?”, kata Reni. 
“Hmm....Maaf, gw ga bs...”
“Ahh..gapapa dehh...kann si Ron juga mau makan bareng kamu, iya kan yank..?”,manja Reni.
“Ah..i..”, kata Ron pelan.
“Sori, gw ga bisa..”, potong Luv. “Gw ada pekerjaan yang mesti gw beresin, see..?”, kata Luv sambil menunjuk buku-bukunya.
“Yaaa...sayang banget, padahal aku pengen cerita banyak loh sama kamu..Ya udah deh..next time yah..Daa~”, kata Reni sambil berlalu ‘menyeret’ Ron.

-flashback-
“.....ya masa sih Ron..? Ahhh yang bener..? Iiihh, kamu jahat banget sih hihihi...”, gumaman Reni seakan terdengar samar dari kejauhan padahal Ron dan Reni sedang berbicara tepat di depan Luv. Keadaan kantin saat itu tidaklah terlalu ramai sehingga tawa mereka yang keras mengundang perhatian beberapa orang disana. Luv mengangkat kepalanya seakan baru bangun dari tidur yang panjang. “Uda bangun say..? Kita lagi ngomongin yang waktu kita berdua ngedate, aku salah masuk WC itu loh..”, kata Ron sambil mengusap kening Luv. 
“Ohh yah..? Hahaha..oh yang itu yah..?”, gumam Luv sambil mempertajam pandangannya melihat muka Reni dan Ron. “Uda berapa lama aku ketiduran..?”
“Ahh..Cuma beberapa menit doank, ga lama kok..ya kan Ron..?”,Reni berkata pada Ron sambil melihatnya manja. Ron pun membalas pandangannya sambil mengangguk pelan tanpa melepas pandangannya dari Reni.
‘Keluar lagi deh mata manja nya Reni. Untung aku uda pacaran sama Ron jadi dia bisa tahan.’, pikir Luv. Namun ternyata itu semua hanyalah pikiran semata...mata Ron tak pernah sama lagi......

Keadaan di kantin saat itu sangatlah ramai. Dari kejauhan bisa terlihat Reni melambai-lambai menunjuk bangku didepannya dan Ron mengisyaratkan Luv untuk duduk disitu. Luv menggeleng dan berbalik keluar dari kantin. Sambil berpikir mencari tempat yang tenang, ia berjalan pelan melewati bangku-bangku taman yang terselip diantara pepohonan. 


Terpana
Keadaan saat itu di taman sangatlah tenang sehingga Luv pun memutuskan untuk membaca novel di salah satu bangku taman. Luv pun duduk dan mulai membaca novel The Lost Symbol yang baru dibelinya.
‘Krrr....Zzzz..’
“Hmm..? Ada yang tidur yah..? busedd dahh kampus bagus-bagus disia-siakan buat tidur...”, gumam Luv. Meskipun mengomel, namun Luv kalah oleh rasa ingin tahunya jadi ia mencoba melirik.

Di balik sela-sela kayu bangku taman, ia mencoba melihat siapa yang tertidur begitu pulas. Dengkuran itu datang dari bangku belakangnya yang tertutup batang pepohonan tinggi.
“Ahhh...~!!!”, kaget Luv. 
Ternyata Luv melihat orang yang tadi pagi ia tabrak –atau sebenarnya yang menabraknya- itu tertidur di bangku taman dengan buku di dadanya. Melihat hal seperti itu timbullah imajinasi Luv dimana ia memikirkan saat dimana ia sedang berjalan ke arah cowo itu kemudian mendatanginya dan mencium dahinya. “Ahh..pasti sangatlah romantis yaaahhh~...”, pikir Luv.
Tersenyum-senyum sendiri sambil membayangkan bagaimana kalau ia bisa sedekat itu dengan seorang cowo dan apabila ia masih mempunyai seseorang yang bisa seperti itu terhadap dirinya, senyumnya pun hilang....
Ia mengambil ipodnya, mulai memasangnya ke telinga dan memutar lagu. Kemudian sesuatu jatuh ke pangkuannya. 
“Hmm...Basah..? Apaan nih..?”, pikir Luv. 

Tes..Tes...Tes...
”Ya ampun hujan~!!”, teriak Luv. Sambil mulai membereskan buku, memasukkan nya ke dalam tas, ia mulai berlari-lari kecil ke pohon terdekat yang tidak terlalu terkena hujan dan mulai membenahi diri karena sudah basah kuyup.

“Huwahh...basah bangett...untung daleman gw ga keekspose...”Sambil merapikan bajunya, Luv mulai melihat-lihat kesekeliling mencari cowo di tengah hujan itu. “Ihh....dia gimana yah? Keujanan ga tuh yah..? Kal...”, gumaman Luv terhenti seketika ketika melihat di pohon yang sama cowo tersebut sedang duduk di bawah dan basah kuyup juga. Ternyata cowo itu mencari tempat berteduh dan ia berteduh di pohon yang sama dengan Luv. 

“Ohh my God~!!!”, teriak hati Luv. Cowo itu terlihat lebih sexy dengan rambutnya yang basah dan badannya yang menempel dengan bajunya yang basah kuyup juga. Ia sedang melihat jauh ke dalam hujan dan melipat kedua tangannya. Poninya turun hampir ke matanya dan air menetes-netes dari rambutnya dan bajunya yang basah.
Luv terus-terusan melihat cowo itu dan ia pun menyadari bahwa cowo itu tidak lagi melihat hujan tetapi melihat ke dirinya. Luv langsung tengshin dan berkata,
”Oh..hai..Lo disini juga? Hahaha..” Luv tau bahwa ia tidak bisa membohongi cowo itu bahwa Luv sedang tidak melihatnya. Cowo itu tersenyum dan berkata,
”Iya..Hujannya deras juga ya...Kaget juga gw tadi ketiduran ehh malah tau-tau sudah hujan hahahha..” sambil kembali melihat ke hujan.

Melihat cowo itu tertawa, Luv pun tersenyum. Tawa cowo itu berbeda dengan tawa seseorang yang dulu familiar dengannya. Tawa yang membuat hati Luv senang sekaligus menyayat hatinya...’Oh my God for crying out loud..’,kata Luv di dalam hati. 


‘Please deh Luv..Lo ga boleh terus-terusan inget sama mantan lo..Please deh..Lo ga boleh kalah sama ingatan-ingatan lo..Lo harus kuat dan lo emang kuat..Lo selalu bisa melewati semua ini. Dan lagipula, lo pacaran ma ni cowo kan Cuma dua bulan, ya ampun..’, kata hatinya berkata.
‘Tapi yah..gue kan begini-begini juga susah buat dapetin cowo...dan sekalinya ada yang bener-bener gue sayang, sahabat gue sendiri mengambilnya dari gue...’, Luv mengalami perang batin yang cukup hebat demi melawan sakit hatinya sendiri. Tanpa disadari air mata Luv pun berkumpul sedikit demi sedikit. Menyadari hal itu, Luv langsung berkata kepada cowo itu guna mengalihkan pikirannya. 
“So..Lo anak mana? Ow yah, nama lo sapa? Kenalin, gue Luv.”, Luv berkata dengan sangat cepat sembari menghapus air matanya dan Luv setengah bersumpah daritadi cowo itu melihatnya dan kemudian membuang muka lalu melihat Luv kembali untuk berjabat tangan dengannya. Luv pun berjabat tangan dengan cowo itu,“Gue Yuya anak IT baru masuk tahun ini. ?Heh, lo anak tahun berapa?” katanya tanpa berlama-lama berjabat tangan. 

“Oh.. Lo anak tahun ini juga? Gue juga sama kok, hahaha..”
“Hahaha..”
‘Oh my God, gue bingung mau ngomong apa lagi... Grogi boo~..’, teriak hati Luv.
“Hujannya lama yah...”, kata Luv untuk membuka pembicaraan. 
“Iya...”, jawab Yuya.
“Oh yah, lo enak ga kuliah di IT?”, akhirnya Luv menemukan kembali kata-katanya untuk memulai pembicaraan. 
“Ahh..Enak kok..Lo anak mana sih?”, kata Yuya. 
“Gue anak komunikasi di gedung yang jadi satu sama perpustakaan univ sini..”
“Oh..Pantes yah waktu itu gue bisa ketemu sama elo di perpustakaan. Gue kirta lo kutubuku, abisnya lo nunduk mulu sih, jalan juga pelan amat, jadinya ketabrak deh..”
“Heh.. Please deh..Yang nabrak itu siapaa yah..?”, nada Luv mulai meninggi.
“Hahaha..Oke, maaf yah kemaren gw nabrak lo, ga sengaja hahaha..”


Pembicaraan itu terhenti begitu saja ketika mereka mendengar ada orang-orang yang berlarian di tengah hujan dan Luv serta Yuya menengok untuk melihatnya. Luv melihat Ron dan Reni berlarian sambil bergandengan tangan. Di situ Luv melihat Ron tiba-tiba berhenti dan membalikkan badan Reni. Dan mereka berciuman di tengah hujan di hadapan Luv dan Yuya yang sedang berteduh saat itu. 
Air mata Luv pun kembali jatuh seiring dengan banyaknya tetesan air hujan dari poninya. 
“Gile..Berani amat yah tu orang?”, kata Yuya.

“Haahaha..Yeah...Uhmm..gw duluan yah..”, sergah Luv sambil menunduk dan menembus hujan.
Ditengah itu Yuya melihat bahwa selain air hujan yang menetes dari poni Luv, ada air yang keluar dari matanya...Air mata...Dan Yuya pun melihat Luv pergi tanpa bisa berkata apa-apa.


-will be continued later-

No comments:

Post a Comment